Minggu, 24 Januari 2016

IZINKAN AKU HIDUP DEMI ANAK KU ...






Ibu adalah manusia termulia dalam pandangan anak . Allah pun menempatkan  kedudukan Ibu lebih tinggi dibanding Ayah. Dalam pandangan banyak orang , ibu pun sering diidentikkan dengan kasih sayang.
Identifikasi ini menggambarkan Ibu adalah sumber kedamaian bagi anak-anaknya.
Maka carilah kedamainan sekaligus kebahagian hidup dari Ibu. inilah mengapa setiap orang berkesimpulan bahwa jika ingin hidup bahagia dunia akhirat , BERBAKTILAH KEPADA IBU DAN JANGAN SEKALI-KALI MENYAKITI HATINYA .

Ada sebuah dilema sikap anak :

Tidak mengakuinya sebagai ibu serasa tidak mungkin .
Namun mereka merasa sangat malu punya ibu seperti yang tak diharapkan. Tentu anak-anak menaruh perasaan kecewa, benci , malu dan perasaan-perasaan lain yang menyakitkan hati .
Namun disisi lain mereka juga tidak bisa membohongi nuraninya bahwa wanita yang telah melahirkannya itu
, adalah IBU KANDUNGNYA ...


Ketika Al Quran menggambarkan betapa hati seorang ibu
Akan bahagia jika bertemu dengan anaknya setelah sekian lama tidak bertemu, lagi-lagi Al Quran , ALLAH berfirman :

" Maka kami mengembalikanmu kepada Ibumu ( ummika ),
Agar senang hatinya dan tidak berduka cita "
( QS. THAHA : 40 )


Sosok ibu dilukiskan Al Quran adalah sosok wanita pejuang yang senantiasa mengorbankan apa saja demi kebahagiaan anak-anaknya .
Pengorbanan seorang ibu tiada pamrih dan tiada mempedulikan apa-apa , termasuk tidak menpedulikan diri sendiri.walau harus nenghinakan dirinya sendiri.

Segala yang dipunyai ibu akan diberikan cuma-cuma demi memperjuangkan anak.
Hal ini dilakukan ibu karena dalam hati ibu telah tertanam cinta kasih yang begitu tulus dan tanpa pamrih thd anak-anaknya.

Meski sama-sama punya cinta kasih thd anak , pengorbanan yang diberikan seorang ibu tidaklah sama dengan pengorbanan yang di berikan seorang Bapak .

Inilah mengapa anak tetap diwajibkan  untuk memperlakukan baik kepada ibunya meski sang Ibu buruk kelakuannya.
Adapun untuk kepatuhan , sekali lagi perintah dan kebijakan ibu tidak mengajak pada maksiat kepada ALLAH ,
Anakpun WAJIB mentaatinya.

Pendek kata , pengorbanan dan perjuangan Ibu tidak dapat ditebus oleh Anak .

Atas dasar inilah mengapa ALLAH menekankan berbakti kepada Ibu .
Dan atas dasar inilah pantas jika surga bagi anak itu ' diletakkan '  dibawah kaki Ibu bukan diletakkan dibawah telapak kaki ayah .


Nasehat bagi diri ku juga kalian
Semoga bermanfaat .

Sabtu, 23 Januari 2016

IA ADALAH IBU MU .. BAGAIMANAPUN JUGA ...

Kembali kita renungkan ayat Allah berikut  : 

" Dan kami perintahkan kepada manusia ( berbuat baik ) kepada ke 2 orang ibu bapaknya . ibunya telah mengandungnya dlm keadaan lemah yg bertambah-tambah , dan menyapihnya dlm 2 tahun .Bersyukurlah kepada-KU dan kepada ke 2 orang ibu bapakmu, hanya kepada AKU-lah kembalimu . Dan jika ke 2 nya memaksamu utk mempersekutukan dengan AKU , sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu , maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya didunia dgn baik , dan ikutilah jalan orang yg kembali kepada KU , kemudian hanya kepada-KU lah kembalimu, naka KU-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan " 
( QS.Luqman : 14-15 ) 


Ayat diatas mengajarkan bagaimana keputusan anak jika harus berhadapan dengan perintah orang tua yg melanggar aturan agama . 
ALLAH dengan tegas menyatakan bahwa jika orang tua mengajak utk memusyrikan ALLAH, maka anak wajib tidak taat , dgn tetap hrs berbuat baik kpd orang tua dlm hal-hal yg lain.

Tidak selamanya anak salah. Juga tak selalu orang tua benar.

Biasanya anak tak mau di salahkan. Apa yang ia perbuat selama ini adalah nerupakan reaksi balik dari apa yg dilakukan orang tua terhadapnya.
Sebagai protes ats tindakan orang tua yg ia nilai salah. 

Namun , 
Sejauh apa kesalahan seorang ibu , ia tetaplah orang tua kita. Sejahat apapun perlakuan ibu, ia adalah seseorang yg nengandung diri kita, melahirkan kita, menyusui dan merawat kita sampai kita besar. 

Sekali lagi , seburuk apa saja perangai ibu, ia adalah wanita yang punya jasa besar dalam kehidupan kita .

Secara tektual ayat diatas menjelaskan tentang perbedaan aqidah anak dengan orang tua.
Dlm hal aqidah anak wajib berbuat baik kpd orang tua sekaligus masih tetap harus berbakti kepada keduanya dalam hubungan kekeluargaan. 

Anak harus bisa menjaga kebaktiannya kepada orang tua. Kalaupun anak benci kepada salah satu dari keduanya, maka kebencian itu harus di alamatkan  kepada kelakuan buruknya, 
Bukan kepada orangnya secara personal .

Al Qur'an adalah sebuah contoh bahwa saat kita dihadapkan oleh tindakan buruk orang tua, kita tetap diperintahkan untuk menjaga hubungan baik kepada mereka.

Meski hati kita tidak bisa menerima kenyataan tersebut, kita di perintahkan untuk tetap bersabar dengan menganggap orang tua sebagai seseorang yang harus dihormati . 


Nasehat buat diri ku  sendiri ...
Semoga bermanfaat , Aamiin.



Jumat, 22 Januari 2016

IBU JUGA MANUSIA .....

Bagaimanapun ibu adalah manusia biasa . 


Kenyataan inilah yang membawa ibu pada sebuah kewajaran , 
Jika melakukan tindakan salah .
Ibu bukanlah seorang dewi yang bersih 
dari kesalahan.
Ibu pun bukan malaikat yang suci dari dosa. 
Ibu tetaplah ibu yang seorang manusia dimana 
ia masih memungkinkan untuk berbuat salah 
sebagaimana manusia-manusia lain , 
termasuk kita sendiri.
Jadi , 
Rasanya tidak adil jika kita tidak mau 
menerima kesalahan ibu , sementara kita sendiri masih bisa , mungkin atau bahkan 
sering melakukan kesalahan yang sana. 

Selama ini yang sering membuat hati anak 
tidak bisa menerima kesalahan ibu adalah 
Anak selalu memposisikan ibu sbg ' Public figur '  yang seharusnya bisa di hormati dan 
dikagumi.
Persepsi inilah yg menbuat kita selalu nenuntut agar ibu bisa memberikan teladan 
Yg baik bagi anak-anaknya .

Persepsi inilah yg selalu membuat hati anak menolak dan berontak jika ibu melakukan 
Dosa yg tak wajar dilakukan oleh seseorang yg berstatus sebagai seorang ibu .
Padahal sebagai manusia biasa ibu bukanlah 
Nabi yang terjaga dari lerbuatan salah .

Allah SWT berfirman : 

" Sesungguhnya manusia diciptakan berisi 
Keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan apabila 
Ia mendapatkan kebaikan, ia amat kikir " 
(QS.Al Ma'aarij : 19-21)

Inilah salah satu contoh konkrit betapa seorang ibu yg berstatus sbg manusia masih 
Bisa melakukan salah karena sifat dasarnya 
Tdk bisa mengelak dari kesalahan. 

Makanya jangan heran jika melihat ibu sering 
Uring-uringan / ngomel dgn kenakalan anak-anaknya atau dgn kondisi rumah tangga yg 
Kurang pas menurut ukuran pikirannya .

Berpijak dari kenyataan ini lah dapat dipastikan bahwa saat seorang ibu melakukan kesalahan besar , hingga anak-anaknya menjadi tak simpati lagi kepadanya. Dalam hati ibu selalu 
Menangis.

Tak ada satupun ibu di dunia ini yang melakukan kesalahan lalu ditinggalkan oleh anak-anak akan merasa senang . 
Justru sebaliknya hati ibu akan tersayat-sayat melihat kenyataan bahwa anak-anaknya kini tak mau lagi mengakui sbg ibunya. 
Meskipun semua itu bukan kesalahannya .


Atas dasar inilah maka Nabi sendiri 
Mendefinisikan dosa adalah  : 
  
" Dosa adalah sesuatu yang mengganjal 
Di dalam hati mu dan kamu benci jika diketahui oleh orang lain "

ANAKKU ...


ANAKKU, INGATLAH SELALU PESAN NABIMU


Wahai anakku…

Ibumu hanyalah manusia biasa yang tak memiliki apa-apa kecuali secuil ilmu yang diperoleh dari baca-baca buku,
Mendengarkan ceramah ustadz saat pengajian ibu-ibu,
Membaca artikel ilmiyyah yang bermanfaat bagi diri ibumu.

Ibumu bukanlah seorang ustadzah yang berilmu,
Bukan pula hafidzah yang hafal berlembar-lembar juz Al -Qur’an yang Allah turunkan sebagai wahyu.

Namun begitu wahai anakku…
Itu semua tidaklah menghalangi ibumu terus berusaha sekuat tenaga mendidikmu agar selalu diatas cahaya petunjuk Rabbmu.

Agar engkau kelak menjadi manusia yang berpegang teguh dengan Kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat kebanyakan hati manusia membatu…
Tak lagi peduli mana halal mana haram ….
Mana perintah mana larangan…
Yang ada hanya satu yaitu tunduk dan patuh kepada hawa nafsu.

Untuk itu wahai anakku…
Hiasilah hari-harimu dengan pesan Nabimu agar terkumpul pahala padamu pahala menaati Sunnah Nabawiyah yang mulia dan pahala menaati ibumu ini…

Anakku…

Saat engkau menyisir rambutmu, meminyakinya, merapikannya,ingatlah pesan Nabimu,

“Siapa saja yang memiliki rambut hendaknya ia memuliakannya.” (HR. Abu Dawud)

Wahai anak lelakiku…

Saat engkau memakai minyak wangi ingatlah sabda junjunganmu shallallahu’alaihiwasallam,

“Perkara yang kucintai dari dunia kalian adalah minyak wangi dan wanita. Dan dalam shalat dijadikan penyejuk mataku.”
(HR. An Nasai No. 939. Dinilai shahih oleh Al Hakim, Ibnu Hajar dan Adz Dzahabi)

Wahai anak perempuanku…

Saat engkau kenakan jilbabmu,
Kenanglah selalu perintah Rabb yang menciptakanmu,

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:

“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Al Ahzab: 59)

Anakku…

Saat engkau pergi ke sekolah, pergi ngaji, pergi les, pergi ke TPA (Tamam Pendidikan Al Qur’an), pergi ke madrasah atau hanya sekedar pergi belajar kelompok bersama temanmu…
kenanglah selalu khabar yang disampaikan baginda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam,

“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Anakku…

Ibumu akan berusaha selalu tersenyum untukmu dan ibumu berharap engkaupun selalu demikian saat berjumpa dengan ayahmu, saudara kandungmu dan kawan-kawanmu.
Karena senyum diwajahmu tak perlu modal beribu-ribu, berjuta-juta atau bahkan bermilyar-milyar namun engkau mampu meraih pahala sedekah yang tak kalah banyak.

Itulah janji Rabbmu yang disampaikan melalui lisan Rasul mulia a’alihishsholatu wassalam,
“Senyummu terhadap wajah saudaramu adalah sedekah.” (HR. At Tirmidz 1956. Dinilai shahih oleh Al Albani)

Wahai anakku…

Jika engkau berbicara, bicaralah yang baik. Namun jika tidak, diamlah…
Jangan engkau lewatkan begitu saja pahala sedekah yang akan mengalir di setiap kalimat baik yang keluar dari mulutmu…

Ingatlah sabda junjungan kita, Muhammad shallallahu’alaihi wasallam,
“Dan kalimat yang baik baik termasuk sedekah.”
(HR. Bukhari No.2989)

Wahai anakku...

Diam itu juga perintah Nabimu…
“Hendaknya bicaralah yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wahai anakku..

Ibumu senantiasa menyuapimu karena engkau anak kecil yang tak mampu beraktifitas seperti halnya orang dewasa…
Engkau manusia lemah yang butuh pertolongan..
Karena itu Ibumu berharap mendapat pahala berlimpah di setiap suapan yang masuk ke mulut mungilmu untuk membantumu bisa makan…

Rasul kita yang mulia shallallahu’alaihi wasallam mengkhabarkan,

“Engkau menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu adalah sedekah.” (HR. At Tirmidz 1956. Dinilai shahih oleh Al Albani)

Wahai anakku…
Sayangilah adik-adikmu dan saudara-saudaramu yang lebih kecil..
Hormatilah bapak ibumu, kakak-kakakmu, guru-gurumu dan tetangga-tetangga kita yang lebih tua..
Bukankah engkau ingin menjadi golongan dari Nabi Muhammad SAW ...

Nasehat bagi diriku juga kalian
Semoga manfaat ..

Rabu, 13 Januari 2016

ALONE ...

~what kind of melancoly envelopes my heart, how deep is this loneliness , my heart silence of memories pour down the path away, The sadness in the eyes thirst for tears, Tell my why are all the light are shut, what kind of melancholy envelopes my heart , whoever i found is gone for good , You know that this happen always, Whoever had to go has gone then why do you cry alone forget the one who has forgotten you else , along with me you would halve to take the wounds dearth it memories ...


BIar saja aku tetap sendiri disini
Menapaki hari-hari dengan sepi
Kesunyian kian menyesakkan

Biar saja aku sendiri disini
Terasa hampa ,


Aku menunggu saat-saat
Malaikat maut menjemput
Aku menghitung hari
Aku berpacu dengan waktu
Seakan ini sudah tiba waktuku
Aku siap menjemput kematian
Aku siap bila malaikat idzroil
Meminangku ..
Lusa ..
Esok ..
Hari ini ..

Aku tinggalkan semua
Aku titip semua
Anak-anak ku
Agar kau jaga , suami ku
Berikan yang terbaik untuk mereka ..
Aku sadar waktu ku semakin dekat

Maafkan atas semua salahku
Maafkan atas kerepotan yang
Selama ini ku buat ..

Kepada suami ku
Kepada keluarga ku
Kepada anak-anakku
Kepada teman-temanku
Kepada semua yang mengenal ku
...


MAAFKAN ATAS SALAHKU
DIMASA LALU
DAN HARI INI  ...